Research Gap: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contohnya dalam Penelitian
Dalam dunia akademik dan penelitian, memahami konsep ini sangat penting untuk menemukan arah penelitian yang relevan dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Research dengan gap adalah kesenjangan atau celah dalam penelitian yang belum dijawab atau diteliti lebih lanjut. Artikel ini akan membahas pengertian, fungsi, jenis, serta contoh aplikasinya dalam berbagai bidang penelitian.
Apa yang Dimaksud dengan Research Gap?
Adalah area atau topik dalam suatu bidang studi yang belum diteliti secara mendalam atau memiliki hasil penelitian yang belum konklusif. Menemukan research menjadi langkah penting dalam mengembangkan penelitian baru yang orisinal dan memiliki nilai tambah.
Menurut Creswell (2014): Kesenjangan antara penelitian yang telah dilakukan dan area yang belum diteliti.
Menurut Sugiyono (2018): Aspek dalam penelitian yang masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut untuk menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam.
Fungsi Research Gap dalam Penelitian
Menemukan research dengan gap memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
- Mengidentifikasi Area yang Kurang Diteliti: Membantu peneliti menemukan aspek yang belum terjawab dalam penelitian sebelumnya.
- Mendorong Orisinalitas: Memastikan penelitian yang dilakukan memiliki nilai baru dan kontribusi akademik.
- Membantu Penyempurnaan Teori: Memperluas atau memperdalam teori yang sudah ada dengan meneliti aspek yang belum dieksplorasi.
- Menentukan Fokus Penelitian: Mempermudah peneliti dalam menentukan arah dan metodologi penelitian yang akan digunakan.
- Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Menemukan Research dengan Gap: Platform survei online seperti tsurvey.id dapat membantu peneliti dalam mengidentifikasi research dengan gap dengan lebih cepat dan akurat. Dengan memanfaatkan teknologi Big Data Analytics, tsurvey.id memungkinkan pengumpulan dan analisis data yang lebih luas, sehingga peneliti dapat menemukan celah penelitian berdasarkan respons langsung dari berbagai populasi yang ditargetkan.
Jenis Research Gap
Ada beberapa jenis research dengan gap yang dapat ditemukan dalam berbagai penelitian:
1. Theoretical Gap
Kesenjangan yang muncul karena teori yang ada belum dapat menjelaskan fenomena tertentu secara menyeluruh.
Contoh: Teori motivasi kerja belum menjelaskan dengan baik bagaimana faktor budaya organisasi memengaruhi motivasi karyawan.
2. Empirical Gap
Terjadi ketika hasil penelitian yang ada bertentangan satu sama lain atau tidak memiliki bukti empiris yang cukup.
Contoh: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa media sosial meningkatkan keterlibatan pelanggan, sementara penelitian lain menunjukkan dampak yang negatif.
3. Methodological Gap
Muncul ketika penelitian sebelumnya menggunakan metode yang terbatas atau kurang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Contoh: Penelitian sebelumnya hanya menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian kuantitatif belum banyak dilakukan dalam topik tersebut.
4. Population Gap
Terjadi ketika penelitian sebelumnya hanya meneliti kelompok populasi tertentu, tetapi belum mencakup populasi lain yang relevan.
Contoh: Sebagian besar penelitian tentang kepuasan pelanggan dilakukan di perkotaan, sementara daerah pedesaan jarang diteliti.
5. Evidence Gap
Terjadi ketika ada kekurangan bukti yang mendukung atau membantah suatu teori atau temuan penelitian.
Contoh: Ada klaim bahwa diet rendah karbohidrat dapat meningkatkan kesehatan jangka panjang, tetapi masih sedikit penelitian jangka panjang yang mendukung klaim ini.
Bagaimanakah Caranya Menemukan Research Gap dalam Penelitian?
Berikut beberapa cara untuk menemukannya:
- Membaca Literatur yang Relevan: Tinjau jurnal akademik, buku, dan laporan penelitian untuk menemukan celah dalam studi yang sudah ada.
- Melakukan Analisis Kritis: Periksa apakah ada aspek penelitian yang masih lemah atau kurang mendapat perhatian.
- Mengidentifikasi Hasil yang Bertentangan: Perhatikan penelitian yang memiliki hasil yang berbeda-beda dan butuh penelitian lebih lanjut.
- Menganalisis Tren Penelitian: Cari tahu apakah ada bidang atau topik penelitian yang mulai berkembang tetapi masih memiliki kesenjangan dalam penelitian.
- Diskusi dengan Ahli atau Peneliti Lain: Berdiskusi dengan akademisi atau praktisi di bidang yang relevan dapat membantu menemukan research dengan gap yang belum disadari sebelumnya.
- Menggunakan Teknologi Survei Digital: Dengan menggunakan tsurvey.id, peneliti dapat mengumpulkan data dari responden yang beragam untuk mengidentifikasi area penelitian yang masih memiliki celah. Platform ini memungkinkan peneliti untuk menyebarkan survei secara luas dan mendapatkan wawasan berbasis data yang lebih mendalam.
Contoh Research Gap dalam Berbagai Bidang
1. Bidang Pendidikan
Contoh Research: Pengaruh pembelajaran berbasis teknologi terhadap hasil belajar siswa di daerah terpencil masih belum banyak diteliti.
2. Bidang Kesehatan
Contoh Research: Efektivitas terapi alternatif dalam pengobatan penyakit kronis masih belum memiliki banyak bukti klinis yang kuat.
3. Bidang Pemasaran
Contoh Research: Bagaimana strategi pemasaran berbasis media sosial dapat meningkatkan loyalitas pelanggan di sektor B2B masih belum banyak dikaji.
Kesimpulan
Research dengan gap adalah elemen penting dalam penelitian yang membantu peneliti menemukan celah dalam studi yang telah ada dan mengembangkan penelitian yang lebih orisinal dan bermakna. Dengan memahami fungsi, jenis-jenisnya, serta cara menemukannya, peneliti dapat merancang studi yang memberikan kontribusi signifikan bagi ilmu pengetahuan. Selain itu, penggunaan teknologi seperti tsurvey.id memungkinkan identifikasi research dengan gap secara lebih cepat dan akurat dengan analisis data yang lebih luas dan mendalam.