Purposive Sampling: Panduan Lengkap Pengertian, Metode, dan Contoh

Dalam penelitian, memilih sampel yang tepat sangat penting untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat. Salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan adalah purposive pada sampling. Teknik ini memungkinkan peneliti memilih sampel berdasarkan tujuan penelitian dan kriteria tertentu. Artikel ini akan membahas pengertian, metode, rumus, serta contohnya, termasuk kelebihan dan perbedaannya dengan teknik sampling lainnya.
Apa yang Dimaksud dengan Purposive Sampling?
Adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih responden atau objek yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik ini digunakan ketika peneliti ingin memastikan bahwa hanya individu atau kelompok tertentu yang relevan dengan penelitian yang menjadi bagian dari sampel.
- Menurut Sugiyono (2018): Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, biasanya berdasarkan karakteristik khusus yang dimiliki oleh populasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
- Menurut Arikunto (2010): Teknik ini digunakan untuk memilih subjek penelitian yang dianggap dapat memberikan data paling relevan.
Metode Purposive dalam Sampling
Metode ini biasa dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
- Tentukan Kriteria Sampel:
Identifikasi kriteria spesifik yang harus dimiliki oleh responden atau objek.- Contoh: Dalam penelitian tentang kebiasaan belajar siswa, kriteria bisa mencakup usia, tingkat pendidikan, atau prestasi akademik.
- Pilih Subjek yang Relevan:
Hanya individu atau kelompok yang memenuhi kriteria yang dipilih. - Validasi Kesesuaian:
Pastikan subjek yang dipilih benar-benar memenuhi kriteria yang telah ditentukan. - Pengumpulan Data:
Lakukan pengumpulan data dari subjek yang telah dipilih untuk memastikan data relevan dengan tujuan penelitian.
Rumus Purposive pada Sampling
Purposive pada sampling tidak memiliki rumus matematis baku seperti random sampling. Namun, peneliti dapat menggunakan rumus berikut untuk menghitung jumlah sampel minimum berdasarkan kriteria tertentu:
Rumus ini membantu menentukan jumlah sampel yang relevan dari populasi berdasarkan kriteria tertentu.
Contoh Purposive Sampling
- Penelitian Pendidikan:
- Kriteria: Guru yang telah mengajar selama lebih dari 5 tahun di daerah pedesaan.
- Tujuan: Menganalisis dampak pengalaman kerja terhadap kualitas pengajaran.
- Penelitian Kesehatan:
- Kriteria: Pasien dengan riwayat penyakit jantung yang menjalani pengobatan lebih dari 1 tahun.
- Tujuan: Mengevaluasi efektivitas pengobatan tertentu.
- Penelitian Pemasaran:
- Kriteria: Konsumen yang telah membeli produk lebih dari tiga kali dalam satu tahun terakhir.
- Tujuan: Menganalisis loyalitas pelanggan terhadap merek tertentu.
Kenapa Pakai Teknik Purposive Pada Sampling?
- Relevansi Data:
Teknik ini memastikan bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan tujuan penelitian. - Efisiensi Waktu dan Sumber Daya:
Fokus hanya pada subjek yang relevan menghemat waktu dan biaya penelitian. - Kemudahan Akses:
Cocok untuk penelitian dengan populasi yang sulit dijangkau atau memiliki karakteristik spesifik.
Apa Kelebihan dari Purposive Pada Sampling?
- Spesifik dan Relevan:
Menghasilkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. - Fleksibilitas:
Peneliti dapat menyesuaikan kriteria berdasarkan kebutuhan penelitian. - Efisiensi:
Hanya memerlukan subjek yang benar-benar relevan, sehingga lebih hemat waktu dan biaya.
Apa Bedanya Purposive Dalam Sampling dengan Accidental Sampling?
Aspek | Purposive Sampling | Accidental Sampling |
Pemilihan Sampel | Berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan peneliti | Berdasarkan kemudahan akses atau kebetulan |
Relevansi Data | Data lebih relevan dengan tujuan penelitian | Data mungkin kurang relevan karena tidak ada kriteria khusus |
Contoh | Memilih pasien dengan penyakit tertentu | Memilih responden yang ditemui secara kebetulan di jalan |
Kesimpulan
Purposive dalam sampling adalah teknik pengambilan sampel yang penting untuk memastikan data yang dikumpulkan relevan dengan tujuan penelitian. Dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat menghemat waktu dan biaya, serta mendapatkan data yang lebih spesifik dan bermakna. Memahami rumus, kelebihan, dan perbedaannya dengan teknik lain seperti accidental sampling, membantu peneliti merancang penelitian yang lebih efektif dan efisien.